Masyarakat menggunakan masker untuk melindungi dari abu letusan gunung Merapi di Yogyakarta (AP Photo/Achmad Ibrahim)
TEMPO Interaktif, Boyolali - Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali hingga kini masih merawat 70 orang yang menjadi korban letusan Gunung Merapi. Jumlah tersebut sudah berkurang jauh dibanding pasca letusan dahsyat pada Jumat-Sabtu (5-6/11) lalu. "Jika ditotal, kami sudah merawat sebanyak 400 orang sejak 6 November dan kini tinggal 70 orang," jelas juru bicara RSUD Pandan Arang Boyolali Sri Wibowo kepada Tempo, Selasa (16/11).
Menurutnya, korban-korban yang pernah dan sedang dirawat bukan akibat langsung letusan Merapi, misalnya menjadi korban awan panas atau wedhus gembel, melainkan karena dampak tidak langsung seperti menghirup debu vulkanis.
"Ada pula yang kecelakaan saat berusaha melarikan diri ke tempat yang lebih aman," ujarnya. Selain itu, banyak pengungsi yang sakit ketika berada di tempat pengungsian, sehingga dirujuk ke rumah sakit.
Para korban dirawat di beberapa ruang perawatan seperti Instalasi Gawat Darurat, Anggrek Bougenville, Cempaka, Dahlia, dan Cemara. Rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Boyolali tersebut total memiliki 273 tempat tidur.
Dia mengatakan rata-rata penyakit yang diderita tidak parah. Biasanya dalam 2-3 hari sudah diperbolehkan pulang. Namun ada pula yang butuh perawatan kesehatan lebih lama karena berkaitan dengan lemahnya kondisi fisik akibat faktor usia.
Dia memastikan seluruh pasien korban Merapi dibebaskan dari biaya pengobatan. Seluruhnya ditanggung Pemerintah Boyolali dengan dana dari Kementerian Kesehatan. Untuk memastikan pembebasan biaya tepat sasaran, setiap pasien korban Merapi diminta membawa surat rekomendasi dari posko tempatnya mengungsi.
"Atau paling tidak surat keterangan asalnya dengan dilampiri bukti diri. Jika berasal dari Kecamatan Selo, Cepogo, dan Musuk, maka kemungkinan besar korban letusan Merapi," terangnya.
Koordinator lapangan tanggap bencana RSUD Pandan Arang Boyolali Thoyib Handayani mengatakan ada dua tim kesehatan yang khusus menangani korban Merapi. "Tim mobile berjumlah 36 orang dan yang berjaga di rumah sakit 33 orang," jelasnya.
Masing-masing tim masih ditambah tujuh dokter spesialis seperti spesialis penyakit dalam, spesialis bedah, dan spesialis anestesi. "Dokter siap dipanggil kapan saja untuk menangani pasien," dia menandaskan.
Tim tanggap bencana direncanakan bertugas hingga akhir November. Namun bisa diperpanjang jika memang diperlukan.
0 komentar:
Posting Komentar